Selasa, 09 Juli 2013

Sheila …
Part II

Dari balkon atas dengan secangkir teh madu hangat yang dibarengi dengan cake coklat yang diletakkan diatas meja kayu jati sembari dengan ornamen klasiknya. Ini semua selalu mama hidangkan buat Sheila untuk menemani paginya, Sheila tampak tenang memandangi sekitaran komplek rumah dimana ia masih melihat jelas embun yang lengket di dedaunan sekitar halaman rumahnya. Yang menandakan bahwa dingin pagi enggan pergi untuk momen ini.
sejenak dalam kebungkaman nya tanpa suara dan tatapan kosong dari bola mata coklat Sheila yg nanar air mata dipermukaan lensanya, Mama tampak khawatir dengan keadaan Sheila. Ingin menyapa putrinya itu, tapi mama tampak ragu.
“Sheila, nak masuk sini. Hari masih dingin.”
Sheila hanya membalikkan badan nya dan tersenyum. Menandakan I'm fine here ma, its cold again I guess no mam.  mama masuk lagi kedalam dan berharap putrinya akan baik-baik saja.
Dalam jiwa Sheila, seutuhnya  tak mampu menahan sakit setelah ditinggal rakha. Ia selalu menyalahkan dirinya sendiri. Ia malu terhadap sikapnya ke rakha saat dulu. Begitu kejam, sadis kaha bahkan hina. Sheila sudah berulang kali menyampaikan maaf kepada rakha, tapi itu semua tidak digubris oleh rakha sendiri.  Sheila hanya dapat menangis mengingat semuanya. Untuk menepis kesepiannya,Sheila mengambil mp3 player dari balik tumpukan-tumpukan bukunya, tanpa sengaja terputar satu playlist lagu yang ia rasa it’s about me!! Don’t go out now. Dalam hati Sheila memohon.
Do not hide, begging you not to hide
I beg you not to hide
hide from what happened
should not you lock your heart
Hati Sheila merasa gentar mendengarnya, seakan ingin bilang Rakha, please give me a little time..
You ignore me
you mute silence me
you left me
bibir Sheila bergetar dan mengikuti lyric lagu ini, seakan memohon pada rakha agar tak mengacuhkan nya lagi.

Disable  wipe my memory of him
wipe out the memories of about him
removed if it was my memory of him
I want to forget him
Sheila semakin tak kuat dengan kesedihan ini, ditambah lagu ini seperti bercerita tentang nya.sheila meremas rok nya sambil menangis dan berkata

"Lord, remove Rakha from my mind, my memories of him disable now. This is so sick, let Rakha happy there god. Together anyone if it was not with me, keep Rakha for me god. That's it. "

Sheila memandang langit dari balkon dan tak kuasa menahan tangis nya.. entah untuk keberapa kali Sheila menangis dalam 2 tahun ini akan sesaat merindukan atau bahkan teringat sosok rakha yang amat ia cintai itu..
Seakan langit dan angin jenuh melihat Sheila yang sudah berada diatas balkon atas selam 3 jam tanpa berbicara dengan siapa pun kecuali tuhan.
Sheila pun masuk ke kamarnya.
sesaat akan merebahkan tubuhnya, mata nya tak sengaja menangkap sesosok beberapa foto. Ada foto mama, papa, dan sahabat-sahabatnya. Sheila merasa tidak adil terhadap mereka, berlarut dalam kesedihanakan rakha. Dimana ia tau bahwa rakha kini sudah berbahagia dengan wanita lain.
Sheila lupa cara membujuk papa agar lebih lama berada dirumah. Papa terlalu sibuk akan pekerjaan nya, seakan Sheila tak punya tempat bagi papa.
Sheila lupa cara bercanda dengan mama, Sheila lupa untuk memeluk mama saat malam akan datang.. bahkan Sheila jarang membuka suaranya untuk mama.. benar-benar tak adil.
Sheila tidak tau bagaimana cara ikut tertawa bersama teman-teman nya, ia ampak lain. Sheila tak pernah lagi memberikan motivasi pada teman-teman nya yang sedang krisis harga diri. Ia merasa tak pantas lagi dalam memberikan motivasi & semangat itu, karna Sheila merasa ia tlah jatuh dan tak mampu berdiri tegak menopang tubuhnya. Apalagi untuk orang lain.
Semua  sudah berubah, tidak ada lagi tempat untuk Sheila. Sekan Sheila sudah jauh, jauh sekali bermil-mil dari rentang cahaya. Sheila harus ikhlas untuk semua ini. Mungkin awalnya akan berat tapi jika ia melihat sudah 2 tahaun  waktu berlalu dan ia belum dapat melupakan rakha juga. Hukuman atau karma apakah ini?
Dikejauhan datang lisa, seorang gadis berkepribadian jenaka, tapi terkadang suka menggalaui hubungan LDR nya dengan bina kekasihnya.
“Sheil.. sheill.. sheilaa, gue masuk ya?”
lisa membuka pintu kamar Sheila dengan wajah cemas, seakan mau memasuki ruang sidang tersangka korupsi. Dilihatnya Sheila dengan rambut terurai kusut dan berantakan. Sheila hanya berbaring seperti ayam potong yang dibumbui dan siap dipanggang pasrah dalam tungku panas.

“lo mau ampe kapan begini? Main yuk sheil!! “ ajak lisa nyeleneh
“gue ngantuk sa.. loa aj ya. Ajak yang lain gih sana”
“yaelah, gue kan ngajak lo ngangak! Lo berubah ya sheil, asal lo tau ya hidup ini jalan trus tau, ini pasti soal rakha” Lisa tampak sinis melihat Sheila yang tampak tak mendengarnya.

HENING..
“Gue mau lupain dia, tapi ga bisa saa.. I’M NUMB!!”
Sheila menangis dengan suara tertahan dibalik bantal berbentuk lebah itu.
“Lo bisa kok lupain dia, tapi hati lo udah benar-benar ikhlas blom?”

Mungkin Sheila hanya menjawab pertanyaan spontan lisa dalam hatinya saja, not! I can’t!!
hanya suara isak tangis yang didengar lisa didalam ruangan yang dominan ungu violet itu. Lisa tak tega melihat sahabat nya itu seperti manusia setengah arwah begini.
“Sheil, gue tau yang lo rasain. Gue tau kok tentang rakha. Ikhlasin dia ya sheil? Lo pasti dapat yang terbaik. Jika berjodoh pasti bertemu. Don’t worry beib :’))”
lisa mencoba bijak dengan gaya nya sendiri.
“Gue gak pernah ketemu rakha!! Gue seperti orang idiot yang mencintai seseorang yang ga pernah gue temui.” Jerit Sheila tak tahan

“Belum waktunya sheil” lisa menjawab sembari mengelus rambut panjang lisa yang terurai berantakan itu.
“until when? Gue udah 2 x ketemu orang tuanya tanpa sengaja. but untuk ngeliat rakha sendiri I’m never!! what is the purpose god for me?”
lisa hanya diam saja. Diam ntah karna sedih melihat Sheila atau diam tidak mengerti apa yang baru diucapkan Sheila dalam tangisnya. -,-
kini Sheila menangis dalam hatinya, matanya bengkak, wajah bulat nya pucat, tangan mungil Sheila dingin dan pipinya sembab dan basah, seperti siap berwudhu.

“Tuhan punya cerita lain buat hidup lo sheil, akan ada kejutan indah nantinya.. believe it!!” menyemangati Sheila sembari menggigit kuku nya sendiri.
“I hope so, but now I’m die. Nothing to do!”

                                               ***
Sheila bangkit dari ranjang ungunya, digulung keatas rambutnya seperti ksatria jepang dan menatap mata sipit lisa.
“Gue akan coba ikhlas jika rakha bersama wanita itu, tapi gue ga bisa ikhlas kalo rakha mengacuhkan gue seperti ini. Dia ga mau maafin gue saa”
air mata Sheila terjatuh seakan matanya ingin berteriak help me! I’m tired!!
tau dariman lo, rakha ga maafin lo? Mungkin dia udah maafin lo kok, tapi dirahasiakan nya sheil.. ga bilang-bilang”
jawab lisa lugu, seakan tak tau masalah

“gue kirimin dia surat”
“WHAT!! SURAT.. HALLOOOO Sheila ini jaman apaan lo ngirim surat segala, ntah tuh surat ga nyampe ke bandung sana. Ohemji!! Jaman ketumbar lo kira haa *HISTERIS*”
“Surat online” jawab Sheila flat
“emang ada? Email maksud lo yaa”
wajah lisa tampak tak berekspresi. Dia sudah bingung melihat sahabat nya ini. Kenapa tidak menelpon saja? BBM?TWEET? SKYPE? Tanya lisa ama tembok.

“ia saa, gue ga bisa nelpon dia. Sia-sia aja.jadi gue kirim email aja tapi ga ditanggepi”
“Udah ahh sheil, stop ngebodohi diri lo sendiri.. gue nih kena imbas nya!!”
“imbas??” Tanya Sheila bingung
“ya imbas.. lo ga pernah lg bercanda ama gue lagi, ngunci diri banget ke kita2. Kayak cicak lumpuh tau gak lo. Gue ngerasa kehilangan Sheila sahabat gue,, lo ga mikirin gue ya sheil!!”
Sheila diam dan mematung, seakan mengiayakan pernyataan sahabat nya itu..
“Diam lo kan sheil.. stop nyakitin diri lo begini”
Lisa memeluk erat Sheila..
“Gue sakit ngeliat lo begini, biarlah waktu yang menjawab. Lo percaya tuhan ada di dekat kita kan? Jalan hidup lo panjang sheil.. lo hidup disini ga dengan rakha doang. Mama, papa, gue nih mau lo kemanain? Lo simpan gitu dalam kulkas trus kalau rakha balik ama loe baru deh lo lepasin kami dari kulkas. Gitu? Trus kalau rakha ga pernah datang buat lo gimana? Lo bunuh dong kami dalam kulkas membeku”
panjang lisa meluapkan emosinya yang hamper menangis melihat keadaan Sheila sekarang.
“Engg.. gaa saa”
jawab Sheila terbata-bata dengan air mata seakan terintimidasi dengan omongan lisa. Sebenarnya lisa tak tega membentak Sheila seperti tadi, tapi dia ingin Sheila bangkit dan tak memikirkan rakha trus menerus.

                                               ***
Sheila terbangun saat shubuh dan ia sholat seperti biasa.seakan ingin mengadu pada allah tentang apa yg harus ia lakuin sekarang. Dalam keheningan doanya,Sheila tak henti meminta kepada allah untuk melumpuhkan ingatannyatentang rakha. Iaa Sheila yakin rakha akan baik-baik saja.
Saat jam berdentan menunjukkan waktunya pukul 09.45 wib, lisa mencoba menatap hari nya kembali ada rakha ataupun tidak. Benar kata lisa, hidup nya jalan trus dan stop membebani dirinya sendiri.
dengan ketegaran yang ia bentuk, ia mencoba semangat menjalani hari-harinya. Seketika ia tak mau membuka jejaring social, takut akan melihat kehadiran rakha di pikirannya. Sheila takut menangis lagi.. Sheila mau bangkit dari rakha..

ok friend, just it I share about a lady was killed of a moment.. Sheila trying to strong eventhounght its hurt for her :’))
-amandautari


END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.